Andre

Halo nak. Ayah mau cerita lagi tentang om kamu yg satu ini. 

Di satu hari Minggu. Ayah baru saja masuk ke ruangan kantor dan kaget karena melihat anak ini di sana. Ngapain dia di kantor? Kalo Ayah mah jangan ditanya ya. 

Kemudian kami ngobrol panjang, lebih panjang dari yg bisa kami obrolkan di hari biasa. Maklum, dia masih anak baru, sementara hampir sepanjang hari Ayah sibuk. Darinya Ayah tau bahwa dia masuk untuk belajar ngoding. Dia bilang dia harus ngejar kekurangannya supaya dia bisa ngerjain kerjaannya nanti. Hati ayah gerimis. Ayah jadi kayak lagi bercermin. Bagaimana deg degannya ayah waktu masuk di perusahaan itu dan selalu bertanya tanya apakah ilmu ayah yang sedikit ini bisa bikin ayah bertahan di sini? 

Di hari itu juga Ayah mengajaknya gabung di tim Ayah, dan dengan sabar om kamu itu ngerjain apa yang Ayah suruh. Ayah ingat betul, pucatnya om kamu waktu ngehapus satu tabel. Persis kayak pucatnya Ayah dulu waktu nemuin bug di production. Makanya biar ga stress, sering Ayah goda-godain. Ayah panggil dia Acai. Jijik memang. Tapi kami jadi cepat akrab. Dulu waktu kami harus pisah unit kerja, Ayah merasa sedikit khawatir sama ommu, tapi sekarang itu hanya pikiran buruk Ayah saja. Sekarang ommu moncer. Walau sekali kali masih terlihat kekhawatiran di status status whatsappnya. Tapi kalo Ayah tanya, jawabannya selalu "gpp". Ntah mungkin karena sekarang dia sudah jadi seorang bapak dan harus cool di depan keluarganya. Padahal mah tidak apa apa untuk apa apa. 

Ibarat pepatah, kalo mau harum bertemanlah dengan tukang parfum nah begitulah om kamu. Om kamu yang nularin kebiasaan sholat dhuha dan puasa senin kamis. Dia juga bakat banget dagang. Ayah jadi saksi mata sendiri bisnisnya mulai dari power bank sampai properti. Makanya ga heran banyak yang bilang dia Sultan. Ayah paling kesel kalo dia udah "humble bragging", kayak yang bilang "aduh... baru bisa sit up 70.. " di depan Ayah. Padahal Ayah 10 aja udah wassalam. " Seingat Ayah, dua kali Ayah marah besar ke om mu. Pertama ketika ia akan menikah dan kedua ketika ia menyuruh ayah untuk segera menikah. Tapi sebenci apapun Ayah pada ommu, ya akhirnya Ayah ga bisa marah lama lama. Rasanya kayak ada anggota keluarga yang hilang. Berkali kali dia buat Ayah memaki, berkali kali juga Ayah maafkan. 

Hari ini hampir sewindu pertemanan kami, dan bulan ini om mu genap berusia 33 tahun. Ayah baru sadar, Ayah sering menyebut om Ruwi dalam cerita cerita Ayah , tapi jarang sekali bercerita tentang om Andre. Jika kamu membaca cerita ini dan Ayah belum cukup umur untuk mengenalkannya padamu, carilah dia. Ambil ilmu yang banyak darinya. Sampaikan ucapan selamat ulang tahun dari Ayah untuknya. Semoga ommu diberikan kesehatan, kesuksesan di dunia dan akhirat, juga kebahagiaan. 

Di tulisan lain, mungkin akan Ayah ceritakan bagaimana Ayah bertemu tante Adhita, tante Icha, om Ruwi, om Catur, tante Cici, pakde Hari, tante Mitha, dan lainnya.....

Sekarang, tolong kamu tengok tantemu yang mistis itu. Jangan-jangan dia lagi ngemil melati..

Popular posts from this blog

Tujuh...

Keputusan Sulit

#$@%$&$*