Boss (bisa juga) Patah Hati

Semoga orang kantor ga baca blog ini hehehe..

Saat tulisan ini dibuat, waktu menunjukkan pukul 00.22 WITA. Jam sepuluh malam tadi, saya baru mendaratkan pantat di sebuah guest house di Pulau Dewata. Usai ngobrol sama partner kerja malah ga bisa tidur. Tetiba reminder ponsel saya berbunyi, menginformasikan bahwa Wisnu, salah satu partner kerja di kantor, berulang tahun. Jadi yha sambil nungguin ganti hari di Jakarta sana, iseng lah mengisi blog yang kemarau dilanda El Nino ini.

Omong-omong soal Wisnu, saya ingat sekali kami bertemu Oktober 2013. 5 bulan setelah saya masuk ke bagian operasional. Jadi bisa dibilang kami sama-sama junior lah. Hanya karena pengalaman bekerja saya di kantor itu lebih lama (baca: tua), maka saat boss kami pergi meninggalkan kami keluar negeri, terpaksa saya menggantikannya. Sejak saat itu, posisi kami jadi boss dan anak buah. Walaupun saya sih lebih senang memanggil mereka partner kerja. Ya ga papalah, punya partner kerja dulu, baru partner hidup (skip...).

Wisnu seolah olah menjadi berlian dalam sekam. Maksudnya di tengah pekerjaan kami yang ibarat neraka dunia, dia bisa muncul dengan membawa ide ide segar dan brilian. Kerjanya cepat, dan bisa berkolaborasi dengan baik. Setiap pemikiran kami, bisa langsung dieksekusi dengan cepat. Atau entah mungkin karena dia sungkan kali ya karena saya bossnya hehehe.

Suatu malam, saat pulang dari kantor pusat menuju kantor kami di Ragunan, kami berbicara santai, sedikit mengumpat umpat bagaimana peliknya pekerjaan kami di kantor. Dia pun bercerita bahwa dia sebenarnya lebih ingin ke pengembang. Dia sudah berbicara dengan Wakil Kepala Divisi Pengembangan, cuman memang belum ada tindak lanjutnya. Saya sendiri juga konon akan dipindahkan dengan segera ke bagian lainnya. Pembicaraan di mobil itu, kami hembuskan ke awang awang, tanpa ada yang pernah menyangka bahwa Tuhan menangkap dan mengamini...




... salah satunya...




Beberapa bulan kemudian, saya mendapatkan informasi dari Badan Intelijen Kantor. Biasanya kalau ada orang yang di rotasi, Badan Intelijen Kantor ini yang punya info paling sahih mendekati fakta. Kabar yang beredar Wisnu akan dipindah ke pengembang. Saya sedikit kecewa, karena sebagai atasannya, sebagai orang yang sering berinteraksi dengan dia, saya tidak diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban, apakah saya butuh Wisnu atau tidak. Ditanya pun tidak. Dengan pasti saya yakini Wakil Kepala Divisi Pengembangan yang menariknya untuk jadi anak buahnya.

Tak berapa lama, saya ajak Wisnu untuk berdiskusi. Saya ceritakan masalahnya, dan saya memiliki rencana untuk mengirim surat permohonan pembatalan ke manajemen terkait hal ini. "Kalau di bagian *** ijinkan saya mas, siapa tau saya bisa berkontribusi lebih baik lagi," jawabnya. Saya diam dengan rahang mengeras.

Staring at the bottom of your glass
Hoping one day you'll make a dream last
But dreams come slow and they go so fast


Seminggu lalu, surat penetapannya keluar. Surat permohonan pembatalan itu tak pernah saya kirimkan. Saya gumamkan lagu Lapang Dadanya Sheila on Seven berkali kali. Mungkin jika saya jadi Wisnu, saya juga ingin begini. Saya relakan Wisnu pergi.

Selamat Ulang Tahun om Wisnu.
Semoga Sukses dan Bahagia Selalu.
Tahun Depan Akan Ada Di Bagian Baru.
Semoga Bisa Makin Maju.


Dari partner kerjamu... ^^



















Yang patah hati.. :))

Comments

Ramot said…
Legowo untuk membiarkan bawahan lebih berkembang lagi di tempat lain itu juga salah satu pelajaran untuk menjadi bos yang lebih baik :)

Pelajaran selanjutnya adalah pilah pilih bawahan baru sehingga dapat yang kualitasnya sama dengan yang lama hahahahaha
Unknown said…
Hello om Bim,


Wah saya baru tau ada tulisan ini om. untung ada orang kantor seberang pulau yang baca..
bagaikan menemukan harta karun yang terpendam :) Terima Kasih banyak om Bim, kado ulang tahunnya baru kebuka sekarang.

koreksi sedikit, paragraf 3 kyknya berlebihan haha..

Mungkin kalau diceritakan dari awal, ketika saya ditempatkan dibagian o** saya sangat syok. kenapa bisa ditempatkan dibagian yang samasekali tidak pernah saya tekuni. awalnya sangat sulit menjalani, tiap hari berdoa smoga bisa dipindah, ada bintang jatuhpun doanya minta dipindah. :D sejalan waktu, pikiran itu hilang, suasana kerja dan ilmu baru membuat semua itu terlupakan, dan berubah menjadi hal yang menyenangkan dan sangat banyak hal baru yang saya pelajari.

sampai suatu saat... ketika tau ada isu itu, tiap hari rasanya penuh rahasia, apakah isu itu benar? apakah salah? hanya boss dan yang diatas yang tau. sampai suatu saat boss momo mengajak diskusi tentang surat banding itu, saya semakin yakin kalau isu ini benar. sangat sulit menjawab tiap pertanyaan pada diskusi itu, hanya kata2 pasrah dan harapan tetep bisa dipindah yang keluar *mumpung masi muda, kalau udah tuak jadi pengembang kyknya otak udah karatan. hahaha

saya baru tau, saya kira surat itu jadi dikirim, ternyata surat itu tidak pernah dikirim.

Terima kasih banyak om... boss sejati saya, selalu bisa menerima masukan dan kritikan dari bawahan, ketika medan susah selalu ada didepan, ketika ada moment happy juga paling depan (*baca traktiran) dan selalu bisa memberikan keadilan ke bahawannya.

Semoga om Bim semakin Sukses dan Selalu Bahagia,
satu doa utama, semoga cepet mendapatkan partner hidup (skip...) :D


Dari partner kerjamu om boss momo... ^^)

*sorry commentnya panjang

Popular posts from this blog

Tujuh...

Keputusan Sulit

#$@%$&$*