2012

Artikel ini tadinya saya rencanakan untuk diketik pada tengah malam tadi, di saat pergantian tahun. Tapi apa daya, perayaan pesta tahun baru di rumah membuat saya pingsan seketika seusai acara. Oleh karena itu, bangun dari tidur saya langsung menghadap laptop yang sejak semalam dinyalakan. Desingan petasan di depan rumah kini berganti pengajian dari masjid sebelah. Dan saya bersyukur, itu berarti pendengaran saya masih terselamatkan!!


2012 kini bukan lagi di depan mata, tapi kita berada di dalamnya. Pergantian tahun kali ini ada sedikit rasa yang berbeda. Sejujurnya ada rasa takut yang menyergap tubuh saya. Memang, semua ini rahasia Tuhan, tapi ada perasaan bahwa bumi saya ini memang sudah cukup tua. Dan entah karena filmnya yang terlalu hits, atau karena hal lainnya, saya merasa bahwa isu kiamat itu tidak bisa dienyahkan begitu saja. Mengambil makna positifnya, dengan demikian di tahun 2012 ini saya bisa terpacu untuk banyak-banyak melakukan kegiatan bermanfaat, menghilangkan maksiat.

Merefleksi apa yang telah terjadi di 2011 mungkin tidak sedahsyat yang saya alami di 2010.Dari wishlist yang saya buat, Alhamdulillah ada beberapa hal yang telah tercapai langsung di awal Januari. Keinginan untuk menempati kamar di tahun lalu juga akhirnya bisa dilaksanakan, bahkan tanpa diduga, perpustakaan yang tadinya saya pikir akan menjadi wishlist saya tahun ini, sudah mulai rapih. Terakhir yang saya pikir akan saya carry over di tahun ini adalah persiapan kuliah yang Alhamdulillah, masih bisa dikejar dan hingga awal Januari ini sedang berjalan.Akan tetapi, ada juga wishlist saya yang gagal se-gagal-gagalnya. Acara liburan keluarga yang saya susun di Maret 2011, buyar seketika gara-gara sakit. Parahnya lagi, rencana-rencana yang tidak berbiaya, seperti Shalat Dhuha, tidak bisa dijalankan dengan reguler, seperti yang saya harapkan.

2011 menghadirkan juga banyak kenangan. Ceria Bersama Kita 2011 bisa dilaksanakan dengan menghadirkan keharmonisan dan keceriaan antara anak-anak itu dengan teman-teman yang mau menjadi kakak-kakak pembimbing. Bahkan acara ini menghadirkan hutang kewajiban berupa saldo surplus yang masih belum bisa kami, panitia, putuskan. Pekerjaan juga hadir dalam grafik naik dan turun. Kebanyakan sih turun, ya :p. Cobaan berupa kegagalan dalam menempuh ujian di kantor saya upayakan menjadi pemicu semangat saya di tahun mendatang.

Banyak pro dan kontra seputar penetapan resolusi tiap tahun. Tapi menurut saya, resolusi itu perlu, setidaknya kita bisa memacu diri kita lebih baik lagi dalam bentuk yang terukur. Di kantor saya saja ada yang namanya rencana kerja, kenapa tidak kita coba terapkan dalam kehidupan? Saya tersenyum dan setuju dengan status teman di Facebook:

Resolusi 2012 = Resolusi 2011 + Resolusi 2012

Wishlist 2012 saya berisi beberapa hal yang di-carry over dari 2011, dan beberapa lagi keinginan saya. Sejujurnya tidak banyak keinginan yang ada di 2012. Yang jelas, kuliah plus pelunasan pinjaman sepertinya bakal membuat 2012 jadi tahun bertema BU :p.

Saya ingin mengutip buku baru Raditya Dika,

Padahal, untuk melakukan pencapaian lebih, kita tidak bisa hanya bertahan di tempat yang sama. Tidak ada kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan. Mau tak mau, kita harus seperti ikan salmon. Tidak takut pindah dan berani berjuang untuk mewujudkan harapannya. Bahkan, rela mati di tengah jalan demi mendapatkan apa yang diinginkannya.

Selamat "pindah" ke tahun yang baru. 2012. Semoga kita menjadi insan yang lebih baik lagi di setiap waktunya.


[1] Photo's taken from poztmo.com

Comments

aldi said…
bim udah pesen tiket bahtera-nya belum?
pake kartu kredit BRI katanya ada diskon.. kamernya dapet yg single bed sama makan 2x shari..

buruan beli..

#terlaluterpengaruhfilm2012
MoMo said…
bwakakakaka... ehem, bisa cicilan 0% seumur hidup?

Popular posts from this blog

Tujuh...

Keputusan Sulit

#$@%$&$*