Maaf

Tanpa banyak orang yang tau, gw sempat menaruh dendam sama seseorang. Huehehehe. Mungkin puasa gw selama ini ga berpahala yah? Tapi sebenarnya ga terlalu berasa dendam kesumat ala Katemi di Buaya Putih sih. Perasaan ini lebih condong ke arah tidak peduli dan tidak mau tahu dengan apa yang terjadi sama dia.

Ga ada asap kalau tidak ada api. Ga ada Bimo kalo tidak ada Dinna Olivia, hahahaha ngaco. Beberapa masa yang silam, gw akrab dengan dia. Kami sering ngobrol, SMS, atau telepon (sedikit). Sama seperti pertemanan gw dengan yang lain, tidak ada yang menduga kami akan menjadi seakrab ini. Semua berjalan mengalir laksana air. Hingga pada suatu saat, dia tidak bisa dihubungi sama sekali. Sebagai teman khawatir, tapi apa yang ternyata gw dapet? Dia memutuskan untuk menjauh dari teman-temannya. Termasuk gw. Entah apa yang ada di diri gw saat itu, yang jelas tiba-tiba gw merasa sakit hati dan akhirnya timbullah rasa itu. Apapun yang sedang dilakukan atau dirasakan si X ini, I don't care lah.

Pikiran ini kembali ke masa lalu. Kala itu, dia kirim email ke gw. Protes, curhat, entahlah apa namanya, kenapa gw jadi orang yang dingin ke dia. Gw sendiri kaget. Soalnya ga ada maksud seperti itu. Akhirnya masalah miskomunikasi itu usai. Gw berkata bahwa gw tidak ingin mengumbar janji persahabatan lagi, jadi biarkan waktu yang menggoreskan garis-garis pertemanan itu secara natural, menebal secara alamiah.

Suatu hari gw melihat tulisan di blognya. Dia kelihatan bahagia sekali dengan keadaan yang sekarang. Ketika menelaah kembali rasa ini, sungguh semua pemikiran gw menjadi ga adil baginya. Gw ga mau dicubit, makanya gw ga boleh mencubit. Gw sendiri yang memasrahkan jalan hidup gw kepada sang waktu, lantas kenapa sekarang gw menjadi murka ketika sang waktu menentukan kerapatan garis pertemanan itu?? Aneh dan egois.

Lucunya, dia sama sekali ga tau dengan rasa perdendaman yang gw terapkan sama dia. Melalui tulisan ini gw minta maaf, untuk sesuatu yang sebenarnya tidak mengerti mengapa dia harus memaafkan. Heheheehe. Bingung bin Aneh? Memang. Itulah gw, yang sering menghadapi rasa sakit hati dengan sikap diam. Jadi kalo tiba-tiba gw minta maaf untuk suatu yang tidak Anda mengerti. Ho oh-in aja :D.

Apapun yang dia lakukan sekarang, gw akan selalu berharap yang terbaik.
Berharap kebahagiaan akan selalu menerpa di setiap paginya. Cling!

Comments

Popular posts from this blog

Tujuh...

Keputusan Sulit

#$@%$&$*