Lebaran

Buat maya, kalau mau Norwegian Wood ga usah beli my. gaya bahasa OK, cuman menurut gw isi ceritanya aneh. Bahkan gw berasa baca buku stensilan aja, melihat adegan seks terumbar dimana-mana :P. Itu menurut gw loh, gw pinjemin deh my :D.

Gw merayakan hari Idul Fitri 1428 H pada hari Sabtu, mengikuti arahan pemimpin dalam hal ini bokap gw, dimana beliau dipimpin oleh pemerintah Republik Indonesia. Tapi siapa pedulilah, sahabat gw berlebaran sehari sebelumnya, tapi kami tidak pernah membicarakan perbedaan ini.

Lebaran ini mungkin begitu spesial yah, soalnya bertepatan dengan ulang tahun sepupu gw -si aktivis Greenpeace itu- dan sahabat gw, Ardhita. Seperti ritual di lebaran sebelumnya, gw sekeluarga shalat Ied di Masjid dekat rumah. Itu kali pertama kami shalat Ied di tempat itu - tempat sebelumnya becek terguyur hujan. Berhubung masjid itu adalah masjid sebuah yayasan pendidikan Islam, yang dimiliki oleh orang betawi, jadi yang jadi khatib-pun adalah sang ketua yayasan tersebut. Secara ringkas dapat digambarkan berikut:

Masjid betawi --> khatib betawi --> khotbah kenceng bener --> pasang toa gede-gede bener --> kuping pengeng bener

Usai menjalani cobaan itu :P, kami lanjutkan dengan sungkem keluarga, dan bermaafan dengan tetangga satu RT. Silaturahim dengan tetangga diadakan di mushalla tak jauh dari rumah. Di tempat itu, gw duduk berdampingan dengan bapak-bapak yang sudah gw anggap seperti Pakde gw sendiri. Beliau melihat teman-teman seangkatannya sudah berkurang, tergantikan dengan orang-orang yang tak dikenalnya lagi. Deg, gw jadi sadar lagi, bahwa sekarang sudah ganti generasi. Orang-orang yang dulu gw panggil Mas, Mbak, Abang, atau Teteh sekarang sudah menggandeng dan menggendong buah hatinya masing-masing. Waktu berlalu dan ga berapa lama lagi, gw harus ada di posisi itu..

Silaturahim berikutnya dilakukan di rumah Pakde, bersama dengan keluarga besar nyokap gw. Di situ kita merayakan ulang tahun sepupuku itu. Doi protes, sebagai adik - keluarga kami selalu memandang kakak dan adik secara struktural, yaitu urutan lahir dari ayah/ibu kami - dia tidak pernah ditengok. Padahal jarak Jakarta - Bandung tidaklah berapa jauh. Huhuhuhu iya deeh maap..

Para anak-anak dari keluarga besar yang berdomisili di Jakarta, mengadakan arisan. Tujuannya bukan berfokus pada uangnya, melainkan pada kesempatan kami untuk saling 'keep in touch'. Arisan kedua akhirnya diadakan pada saat itu juga, mengingat kami yang gagal bertemu berapa kali. Setelah dikocok, akhirnya... yang keluar adalah nama BIMO. Hahahahahaha.. Alhamdulillah rejeki Allah emang ga lari kemana :D

Setelah itu kami mengunjungi Eyang angkat kami yang sedang bertandang ke rumah besannya di kawasan karet. Di rumah besannya itu berkumpul keluarga besar yang gw sendiri males ngitung berapa keluarga yang berkumpul di dalamnya. Setelah kami berada di sana beberapa lama pun, masih ada keluarga yang baru datang. Repotnya jadi kami, harus berdiri bersalaman dengan semuanya. Parahnya, tidak ada yang kami kenal secara personal -selain om angkat gw, anaknya, dan bininya-. Gw sampe bilang sama adek gw, "kira-kira kita udah salaman sama berapa orang?". Acara itu mengakhiri kegiatan silaturahim hari pertama, dengan harapan besok kami tidak bangun dengan tangan yang kapalan.

Hari kedua bangun agak siang, soalnya malemnya abis ngobrol ngalor ngidul sama sepupu gw. Kemudian sepupu yang lain mengajak 'hang out' di kelapa gading. OK lah.. kami akhirnya memutuskan untuk menonton film bertajuk Lawang Sewu (Dendam Kuntilanak) atas rikues sepupu gw yang tengah hamil muda. Oh Tuhan, semoga ketika lahir nanti, keponakanku itu tidak langsung menyanyikan tembang Lingsir Wengi. Menguasai barisan satu deret, kami heboh berteriak-teriak kaget ketika hantunya muncul, meski sebenernya udah tau kalo film kayak gitu kurang masuk akal -mana ada orang mau bunuh diri ganti baju pake daster putih dulu??- Cuman teriak-teriak bareng, kaget bareng, punya sensasi sendiri loh..

Gw dapet jatah libur sampe tanggal 19. Udah sempet memohon agar bisa masuk kantor cepat, ternyata tidak dikabulkan. Beruntung, bapak agen prulink menawarkan objekan data entri di kampus. Jadi dari Senin hingga Sabtu gw musti berhadapan dengan ribuan dokumen. Gw sendiri agak pesimis, Sabtu ini bakal kelar. Walaupun capek tapi lumayan lah, buat bayar polis. Hwehwehwehwehwe.

Hari Kamis kemaren untuk kedua kalinya gw bawa mobil ke kampus. Gw yang baru beberapa bulan ini bawa mobil, melaju di jalan Rasuna Said. Di depan Pasar Festival gw bermaksud memutar. Ketika belok kanan. TOOOOOOT. GW NYARIS DITABRAK BUS TRANSJAKARTA. SHOCK!!! Emang salah gw juga sih, gw ga ngeh kalo di samping gw ada bus segede gaban. Mana ga ada lampu merahnya kan? Jadi mana gw inget?? Hehehehehe. Sampe gw berhasil memutar, itu bus masih berhenti lama. Gw khawatir dia rem mendadak, terus penumpang di dalamnya pada leloncatan dan memaki maki gw. Beruntung itu supir ga turun terus gebugin gw. Buat pak supir bus Transjakarta dan para penumpang saat itu yang kebetulan membaca tulisan ini. Percayalah, tak ku sengaja. Maap yhaa...

Well, itu liburan lebaran gw. Bagaimana dengan kamu????

Comments

Popular posts from this blog

Tujuh...

Keputusan Sulit

#$@%$&$*