Darah Manis

Darahnya para perjakaaa...

Cerita bermula dari kisah seorang ibu, yang dengan teganya menggeret sang anak dari peraduannya. Membuyarkan impiannya (si anak) yang tengah asyik memadu kasih dengan Dinna Olivia. Subuh itu sang anak diajak jalan kaki sejauh 2 km. Sebuah kegiatan yang rasa-rasanya lebih nista daripada berguling-guling ria di kasur nan empuk.

Wajar memang. Ibu ini khawatir sama anaknya. Mengingat sang ibu menderita kencing manis. Hal itu membuat anak laki-lakinya yang imut itu (sepanjang cerita ini akan disingkat dengan GW) menjadi tersangka utama dalam proses pewarisan penyakit yang kondang dengan nama diabetes. Ditambah dengan napsu makan gw yang kadang-kadang melebihi birahi untuk bercinta, maka wajarlah ibu melakukan sebuah tindakan preventip.

Sejak ceramahan ibu itulah, gw jadi lumayan perhatian sama badan gw sendiri. Gw tanya sama temen gw yang lulus dari Fakultas Kedokteran salah satu Universitas di Indonesia. Dari beliau (temen gw, bukan ibu) diperoleh keterangan mengenai apa itu penyakit diabetes. Intinya, adalah bagaimana menjaga kadar gula darah di tubuh itu tidak berlebihan, tapi juga gak kekekurangan.

Kenapa bisa lebih? Mungkin karena jumlah hormon yang bernama insulin, yang dikeluarkan oleh tubuh, tidak mampu mengubah glukosa yang ada dalam darah menjadi energi. Ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama genetik, sedangkan yang kedua adalah lemak-lemak yang tertumpuk di pankreas - organ dalam tubuh yang menghasilkan insulin-.

Ada beberapa ciri orang terkena diabetes. Temen gw itu menyebutkan 3 ciri, yaitu mudah kebelet, mudah haus, dan mudah lapar. Ada pula orang yang menambahkan cepat ngantuk, gampang kesemutan, dan yang lainnya.

Dampaknya apa? Kebanyakan gula dalam darah kalo ndak salah bikin luka sukar sembuh, dan bisa menyebabkan kebutaan juga. Ekses lainnya adalah kerusakan ginjal akibat mengkonsumsi obat diabetes terus menerus.

Kata ibu, diabetes itu ga bisa disembuhin. Yang bisa dilakukan adalah mengontrrrol, gula darah yang ada di badan. Caranya? Dengan oleh raga dan diet. Jadi sekarang, tidak ada kata malu untuk diyeth bustami a.k.a diet. Kalo diabetesnya udah parah banget, lo sampe musti nyuntik insulin. Kaco kaco.

Seiring dengan program 9 tahun itu tuh.. (masih dibahass ). Gw memutuskan untuk memeriksa gula darah gw. Caranya pergi ke rumah sakit aja, minta cek gula darah puasa dan sesudah puasa? Hah?? Iya. Jadi untuk ngetes darah itu harus puasa dulu sehari sebelumnya (waktu gw cek jam 9 pagi, gw puasa dari jam 10 malem sebelumnya). Setelah diambil darah, nanti bakal disuruh makan dan disuruh puasa 2 jam lagi. Kemudian diambil lagi darahnya.

Hasilnya, kadar gula darah gw sekitar 169 mg/dl. Di atas batas kewajaran yaitu 70 - 140 mg/dl. Kalo tau gitu kan kita bisa mulai waspada dari sekarang. Meminta ibu untuk 'menyeret' gw setiap harinya.

Dari situs diabetes Amerika, diketahui bahwa saat ini anak-anak pun bisa juga terkena diabetes. Kalo dari sekarang ga mencegahnya, ya tinggal tunggu tanggal mainnya .