Bimo (Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat)

Huahhh.... hari ini mungkin hari bad bagi gw. Dimulai pas gw pulang, sebenernya feeling gw lagi jelek. Apa gara-gara gw merasa punya utang budi (?? sudahlah..), karena itu gw berasa pengen stay di kampus atau langsung sampe ke rumah. Sayangnya gw ndak punya pintu ke mana saja dan untuk itu harus nungguin kereta. NNNAAAHHHH tiba-tiba datanglah kereta yang luks yang lebih disebut dengan ekspress dan membuka pintunya di hadapan gw dan 2 orang semi kembar (Adhita dan Ardhita) yang menyertai gw saat itu. Awalnya mereka gak mau naek, coz mereka dah terlanjur beli karcis.. tapi dengan segala kegombalan dan rayuan maut gw bisa menyebabkan kita bisa mendarat di lantai ekspress walaupun kereta mulai jalan dan pintunya nyaris ditutup.
Di dalemnya kita ngomong ngalor-ngidul. Ketika masinis datang, gw dah bilang "Pak Tebet ya..." si Masinis tersenyum. Yah kita tenang-tenang aja donk... Eh ndak taunya sodara-sodara, ketika sampai di Tebet, kita mulai feeling koq pintunya gak dibuka-buka.. walhasil kita berjalan terengah menuju ke depan. Namun apa daya, pintu sudah tertutup kembali dan kereta berjalan ke Manggarai.. DAMN!!! Tuh masinis bilang kek kalo yang dibuka cuman pintu depan!!! Sampai di Manggarai kami bagaikan anak bego yang berusaha mencari dimana letak pintu keluar. Di pintu gerbang kami disambut dengan petugas yang nanyai karcis. Gila!! Dah bayar di atas, kebablasan, nanyain karcis lagi!! Untung sebelumnya udah beli. Untuk menuju ke kampung Melayu, kami naek angkot metromini 61. Di dalem metro yang punya fasilitas full dangdut itu, gw merasa bersalah banget... Belum habis rasa bersalah gw, ternyata tuh metromini gak nyampe Kampung Melayu dan dengan seenaknya kenek yang membuat gw membayar 1200 itu menurukan seluruh penumpang di tengah jalan. ALMAKJAAAANNN cobaan apa lagi ini? Hiks..hikss... dengan mengumpulkan segenap (cceeiiillleeehh) sisa tenaga kami, mencoba untuk bertahan, menyebrang jalan yang lalu lintasnya sangat kencang. Adhita kemudian memutuska untuk menghadapi cobaan berikutnya sendiri. Sedangkan kami berdua (gw dan Ardhita) meneruskan perjalanan kembali dengan T54. Dasar metromini, sering ngetem bikin gw capekk banget n ngantuk-ngantuk.. Akhirnya... lampu merah pangkalan jati terlihat dan gw berhasil pulang dengan selamat.. Hiks.. Hiks..

Comments

Popular posts from this blog

Tujuh...

Keputusan Sulit

#$@%$&$*