Tanda-Tanda Penuaan Itu....

adalah pikun,

Dan harus diakui mulai menjangkiti diri saya. Dalam hati rasanya kesal sekali, kenapa bisa jadi orang yang slordig sama barang. Beberapa kali saya sering lupa meletakkan barang. Macam opa-opa saja. Contoh nyatanya saja baru menimpa saya malam ini. Saya kehilangan jam tangan.

Dua pekan lalu, saat sedang menyambangi toko-toko online, hati saya mentok ke sebuah jam tangan unyu nan alay. Mereknya Slapia. Kalau kata teman saya, jam ini mirip hadiah-hadiah Chiki jaman dulu. Jamnya tidak memiliki pengait, melainkan harus dipukul ke tangan. Niscaya itu tali jam akan menggulung sendiri ke pergelangan tangan Anda. Lucu kan, kan, kan?? Berhubung baru dapet bonusharganya juga ga premium-premium amat, maka kupinanglah jam tangan tersebut dengan Bismillah.

Saat hendak pulang tadi saya baru menyadari jam saya lenyap dari pergelangan tangan. Langsung saja saya balik kanan menuju kantor. Coba-coba saya ingat kapan terakhir saya melihatnya. Separuh keyakinan saya merasa bahwa jam ini  masih ada ketika saya akan shalat Ashar. Tiga lantai kantor saya telusuri, dua toilet saya sambangi, tapi hasilnya nihil. Eksistensi si jam tangan tidak terlihat. Prasangka saya berkata jam itu tertinggal saat saya pipis di toilet, kemudian ditemukan orang lain. Ingin saya laporkan kehilangan ini. Akan tetapi berhubung belum 2 x 24 jam, maka dengan sangat berat hati saya nikmati malam penuh penyesalan.

Bersama dengan deru roda taksi, saya mengutuki diri. Saya benci dengan kebiasaan buruk saya ini. Umur belum kepala tiga, tapi teledornya luar biasa..... Hati sedikit nyeri, bagaimana hubungan kami yang masih seumur jagung ini harus berakhir sampai di sini. Semoga ke depannya, saya bisa lebih berhati-hati. Harus malah, mawas diri.


^{[1] Photo dari malang.oxl.co.id}




Sesampainya di rumah, saya melihat sebuah benda teronggok di meja kerja. Ya, Slapia, si jam yang hilang pada hari ini, ternyata memang tidak pernah saya bawa.....