Buku-buku

Akhirnya Laskar Pelangi tamat juga. Sebuah penuturan yang mengasyikan dari Andrea Hirata. Sayang, kesadaran gw bahwa cerita itu berdasarkan kisah nyata, malah bikin gw sangsi. Apa iya, tokoh-tokoh itu sehebat yang diceritakan?

Dalam sebuah bulletin board, Egoz pernah menulis sesuatu yang nyentil gw

Yang lebih bodoh dari orang bodoh adalah orang yang meminjamkan bukunya untuk kemudian tak pernah dikembalikan

Wuihihihihi... jadi pengen nge-list orang-orang yang sedang meminjam buku gw.
1. Egoz : Supernova Akar dan Supernova Petir
2. Mbak Mia : Travelers' Tale
3. Ardi : 5 cm
4. Mbak Asta : Harry Potter, Order of Phoenix

Bukan berprasangka buruk, tapi hanya membuat catatan aja. Maklum, suka lupa :D

Selain Laskar Pelangi, bulan ini gw mengganyang dua buku lagi. Memang, seharusnya Laskar Pelangi jadi jatah bulan lalu. Tapi mengingat bacanya mustri nungguin nyokap selesai baca, maka selesainya baru sekarang.

Buku pertama yang gw baca setelah deretan novel yang tebalnya bisa bikin anjing kaing-kaing kalo kena timpuk adalah Test Pack. Novel lama nih, karya Ninit Yunita. Background ceritanya unik, soalnya ga sekedar cinta tapi cintaahhh.. hehehe ga jelas yha.. :p. Buku ini cocok banget buat yang baru married, soalnya menjelaskan bahwa yang dibutuhkan dalam sebuah ikatan pernikahan tidak sekedar cinta ataupun kesiapan mental semata. Meskipun bacaan ringan, tapi inspiring juga. Soalnya nyokap gw juga punya pengalaman sama kayak si Tata. Bedanya bokap gw ga...... ah baca aja sendiri.

Buku kedua gw beli akibat terhasut program News.com, saat menayangkan sodara kembar gw yang menjajal kemampuannya jadi penulis. Dari kilometer 0,0 garapan abangku Andi A Mallarangeng (silakan kantong muntahnya sodara-sodara :P) berisi tulisannya mengenai kehidupan seputar Presiden dan Istana Negara. Kalo mau lihat suatu pandangan yang objektif di buku ini ya emang ga akan didapatkan. Namanya juga juru bicara.

Ada satu cerita yang menarik di buku ini. Tentang seorang bernama Widodo. Pada jaman Orde Lama berkuasa, dia mendapatkan beasiswa di Kuba. Selama 5 tahun lebih ia harus berpisah dengan Widari, kekasihnya yang menunggunya di Jakarta. Tak disangka meledaklah peristiwa G30S-PKI yang menumbangkan rezim orde lama. Celakanya paspor orde lama ga berlaku lagi dan paspor orde baru ga bisa keluar. Paspor Kuba juga ga bisa diperoleh. ck ck ck ck....

Ketika menghadiri KTT Non Blok di Kuba, seperti biasa, Presiden SBY bertemu muka dengan masyarakat Indonesia yang berada di Kuba. Saya duduk satu meja dengan Widodo, dan bertanya bagaimana ceritanya bisa sampai di Kuba. Dan ceritanya mengalir tentang Widari yang dulu menunggunya. Ia tak tahu apakah Widari masih menunggu, sudah tiada, atau sudah menjadi nenek dengan banyak cucu.

Saya pun bertanya, jika sepulang di Jakarta saya bisa menemukan Widari, apa pesan yang harus saya sampaikan?

Ck ck ck.. Tuh iang, arnold, novan ga pikir-pikir lagi buat ke luar negeri??? Bwiihihihi.....

Sebelum dihujat sama Asosiasi Pencinta Anjing Indonesia (baca: syntia) mengenai kekerasan terhadap anjing, sungguh itu hanya rekaan semata. Peace.