Keputusan Sulit
Baru kali ini ngerasa sedih banget jadi single...
Di beberapa post sebelumnya (iya, post yang itu...) saya pernah memproklamirkan blog ini sebagai gua pribadi, tempat saya menumpahkan kegundahan-kegundahan yang mungkin tak bisa tersampaikan. Maka dari itu saya ingin cerita apa yang terjadi kemarin, masih ada kaitannya dengan wabah Corona yang ternyata makin parah di Indonesia.
Bilang gua pribadi, tapi kok naro link blognya di bio IG dan twitter? Dasar penulisnya riya nanggung!
Jadi seiring dengan pandemik virus COVID-19 yang makin intens, kantor kami memutuskan untuk menerapkan work from home (WFH) sebagian. Awalnya dari 50%, 75%, hingga kemarin 80%. Dari 20 orang, akhirnya yang masuk ke kantor tinggal 4 orang. Termasuk saya. Keputusannya sulit banget. Saya laksana Peeta Mellark mau ikut Hunger Games. Menjelang pengecilan terakhir, di bagian saya yang masuk cuman bos saya dan saya. Lucunya sih bos saya umurnya beda empat bulan doang sama saya. Lebih muda.
Faktanya, beliau naik motor. Sedangkan saya naik mobil. Beliau punya 2 anak yang lucu. Sedangkan saya single. Kalau saya, knock on wood, kenapa-napa yang sedih sedikit. Di rumah saya yang penghuninya cuma 3 orang itu saya bahkan bisa physical distance satu sama lain. Saya di atas, nyai di kamar, mbak iyah di ruang TV. Sementara apa yang terjadi kalau bosqu yang kena? Apa bisa anaknya tahan ga peluk bapaknya satu hari? Rasanya gimana? Kalau kalau, sampai... ga selamat, yang sedih orang tuanya, istrinya, anaknya, mertuanya, iparnya. Sementara saya....
Pagi ini sebelum berangkat, ada pesan masuk dari bos saya, menawarkan untuk menggantikan masuk kantor hari Kamis dan Jumat. Saya apal banget sih bos saya itu tipikalnya ga bisa kalo ga kerja. Tapi ini demi kebaikan semua. Saya cuman minta didoakan, semoga kita semua bisa melewati masa sulit ini.
Sampai kantor saya tak kuasa menangis, membaca IG Ridwan Kamil ini. Saya bahagia dan meyakini pilihan saya kali ini baik buat saya dan buat semua. Bismillah...
Di beberapa post sebelumnya (iya, post yang itu...) saya pernah memproklamirkan blog ini sebagai gua pribadi, tempat saya menumpahkan kegundahan-kegundahan yang mungkin tak bisa tersampaikan. Maka dari itu saya ingin cerita apa yang terjadi kemarin, masih ada kaitannya dengan wabah Corona yang ternyata makin parah di Indonesia.
Bilang gua pribadi, tapi kok naro link blognya di bio IG dan twitter? Dasar penulisnya riya nanggung!
Jadi seiring dengan pandemik virus COVID-19 yang makin intens, kantor kami memutuskan untuk menerapkan work from home (WFH) sebagian. Awalnya dari 50%, 75%, hingga kemarin 80%. Dari 20 orang, akhirnya yang masuk ke kantor tinggal 4 orang. Termasuk saya. Keputusannya sulit banget. Saya laksana Peeta Mellark mau ikut Hunger Games. Menjelang pengecilan terakhir, di bagian saya yang masuk cuman bos saya dan saya. Lucunya sih bos saya umurnya beda empat bulan doang sama saya. Lebih muda.
Faktanya, beliau naik motor. Sedangkan saya naik mobil. Beliau punya 2 anak yang lucu. Sedangkan saya single. Kalau saya, knock on wood, kenapa-napa yang sedih sedikit. Di rumah saya yang penghuninya cuma 3 orang itu saya bahkan bisa physical distance satu sama lain. Saya di atas, nyai di kamar, mbak iyah di ruang TV. Sementara apa yang terjadi kalau bosqu yang kena? Apa bisa anaknya tahan ga peluk bapaknya satu hari? Rasanya gimana? Kalau kalau, sampai... ga selamat, yang sedih orang tuanya, istrinya, anaknya, mertuanya, iparnya. Sementara saya....
Pagi ini sebelum berangkat, ada pesan masuk dari bos saya, menawarkan untuk menggantikan masuk kantor hari Kamis dan Jumat. Saya apal banget sih bos saya itu tipikalnya ga bisa kalo ga kerja. Tapi ini demi kebaikan semua. Saya cuman minta didoakan, semoga kita semua bisa melewati masa sulit ini.
Sampai kantor saya tak kuasa menangis, membaca IG Ridwan Kamil ini. Saya bahagia dan meyakini pilihan saya kali ini baik buat saya dan buat semua. Bismillah...