"IN...DO...NE..SIA...!!!" "Kata mama Harry.. lebih enak jadi orang gendut, karena ukuran hatinya pasti lebih besar," "... orang hidup itu harus punya cita-cita.. kalau kamu gak punya cita-cita berarti kamu gak hidup, kamu orang mati namanya..." "... Kemarin saya pegang bahu kamu, coba kuatkan kamu.... Seperti saya, saya ingin kamu percaya. Saya ingin kamu percaya bahwa bangsa ini masih punya hati....," "Anak kecil nangis kalau diledek, perempuan enggak, banyak yang akan kamu hadapi di depan nanti, Gus, ingat kamu perempuan, kalau kamu mau nangis, nangis aja,.... tapi menangislah untuk sesuatu yang baik, bukan sesuatu yang sia-sia..." "Laki-laki memang belum jadi laki-laki sejati kalu belum merasakan besar dan tulusnya cinta seorang perempuan, tulus... penuh untuknya...," "Jangan pernah meremehkan kekuatan seorang manusia, karena Tuhan sedikit pun tidak pernah!" "Aku berani mencintai dan aku mencintai dengan bera...
Weekend lalu saya agak mati gaya. Mau keluar cuaca gak kompak sama sekali, ditambah dengan kondisi dompet yang pro buat tinggal di rumah. Iseng-iseng saya coba merapikan barang, kemudian menemukan banyak sekali disket-disket bekas Ayah yang (menurut saya) tidak dipakai lagi. Mau dibuang, kadang-kadang Ayah akan mendelik sebal. Oleh karena itu saya berpikir mau diapakan barang-barang persegi ini. Beryukurlah saya karena akhirnya koneksi Internet ini bisa dipakai untuk mendapatkan informasi yang berguna, ketimbang terus mencari... ah sudahlah. Google mengantarkan saya ke sebuah blog pemilik tobucil di Bandung. Sedikit dimodifikasi, akhirnya saya memutuskan menggunakan kemampuan prakarya yang tak seberapa ini untuk membuat tempat pakaian kotor (laundry basket) dari disket-disket ini. Laundry Basket dari Disket Bahan: Disket bekas, karena kalau menggunakan kartu remi nanti kita harus ganti judul. Untuk membuat laundry bag ini, saya membutuhkan 95 buah disket Plastik pengikat yang...
Atas nama blog yang kece inih, saya ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa. Semoga di Ramadhan kali ini kita bisa meningkatkan derajat keimanan kita. Mobil itu bergerak menjauh menjadi sebuah titik kecil, kemudian menghilang di balik bukit hijau yang terhampar di depan rumahnya. Pria itu berdiri mematung di sana, tangannya melambai-lambai melepaskan kepergian orang-orang di dalam kendaraan tersebut. Keasyikannya itu terputus oleh tepukan sebuah tangan di pundaknya.
Comments