ICU
Setiap kaki telanjang ini melangkah masuk ke dalam.. tubuh jadi merinding.. Ruangan itu ga bisa bikin gw betah tinggal lama... Dari sudut mata ke sudut mata, beberapa manusia tergolek.
Menggores sebuah miris di hati..
Termasuk Eyang gw..
Ada rasa sesak ketika melihat dia terkulai, dengan dua infus, dengan alat bantu napas, dan alat-alat lain yang melintang di tubuhnya. Ada rasa sesak tiap kali mendengar alat pendeteksi denyut nadi (CMIIW) berbunyi 'tut... tut... tut'... Dan setiap ada di sampingnya, tak hentinya gw meminta pada Allah agar tidak mengubah alat bunyi tersebut menjadi 'tuuuuuuuuuuuuutttt' kalo gw ada di sana.... Jujur, gw gak kuat...
Setiap ada di sampingnya, ada tanya yang ingin terucap..
"Sedang apa engkau sekarang, Eyang???"
Tak ada jawaban. Yang ada hanya bunyi 'tut... tut... tut'. Ia terlalu pulas dalam tidurnya.
Hikmah dari kejadian ini adalah terjalinnya silaturahmi keluarga besar bokap yang sempat meregang, bahkan meradang. Mereka yang tadinya terpisah karena suatu masalah, bisa kembali bersama untuk kejadian ini. Gw yang tadinya masa bodoh sama keluarga bokap, sekarang sudah bisa dekat dengan mereka.
Kasian eyang, masalah itu mungkin yang selama ini menggerogoti kesehatannya.. Hingga akhirnya, berkorban untuk orang-orang yang dicintainya.
Apa harus seperti itu? Untuk menyatukan hubungan orang-orang tercinta yang carut marut, apakah harus ada yang koma dulu? Pertanyaan ini bukan hanya untuk keluarga gw.. tapi juga buat orang-orang di sekitar gw...
Sampai malam kelima ini, belum ada perkembangan apa-apa..
Semoga cepet sembuh yah, Eyang...
Menggores sebuah miris di hati..
Termasuk Eyang gw..
Ada rasa sesak ketika melihat dia terkulai, dengan dua infus, dengan alat bantu napas, dan alat-alat lain yang melintang di tubuhnya. Ada rasa sesak tiap kali mendengar alat pendeteksi denyut nadi (CMIIW) berbunyi 'tut... tut... tut'... Dan setiap ada di sampingnya, tak hentinya gw meminta pada Allah agar tidak mengubah alat bunyi tersebut menjadi 'tuuuuuuuuuuuuutttt' kalo gw ada di sana.... Jujur, gw gak kuat...
Setiap ada di sampingnya, ada tanya yang ingin terucap..
"Sedang apa engkau sekarang, Eyang???"
Tak ada jawaban. Yang ada hanya bunyi 'tut... tut... tut'. Ia terlalu pulas dalam tidurnya.
Hikmah dari kejadian ini adalah terjalinnya silaturahmi keluarga besar bokap yang sempat meregang, bahkan meradang. Mereka yang tadinya terpisah karena suatu masalah, bisa kembali bersama untuk kejadian ini. Gw yang tadinya masa bodoh sama keluarga bokap, sekarang sudah bisa dekat dengan mereka.
Kasian eyang, masalah itu mungkin yang selama ini menggerogoti kesehatannya.. Hingga akhirnya, berkorban untuk orang-orang yang dicintainya.
Apa harus seperti itu? Untuk menyatukan hubungan orang-orang tercinta yang carut marut, apakah harus ada yang koma dulu? Pertanyaan ini bukan hanya untuk keluarga gw.. tapi juga buat orang-orang di sekitar gw...
Sampai malam kelima ini, belum ada perkembangan apa-apa..
Semoga cepet sembuh yah, Eyang...
Comments
thx yah... semoga Tuhan membalas kebaikan kalian... ;)